Pecah Tangis Sarimin Dipelukan Babinsa 14/Rtp, Melihat Jenazah Sang Anak Korban Tenggelam

    Pecah Tangis Sarimin Dipelukan Babinsa 14/Rtp, Melihat Jenazah Sang Anak Korban Tenggelam
    Aceh Timur - Mendengar kabar ada warganya meninggal dunia, Babinsa Koramil 14/Rantau Peureulak Serka Sutarman langsung bergegas melayat ke rumah duka Almarhum M. Piki Rehan (13) yang merupakan anak dari Bapak Sarimin (40) dan ibu Suriyani (38) warga Dusun Gedung Janeng, Desa Beurandang, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, yang meninggal karena tengelam di lokasi banjir, teatnya belakang Dayah Rahudatul Huda.

    Aceh Timur - Mendengar kabar ada warganya meninggal dunia, Babinsa Koramil 14/Rantau Peureulak Serka Sutarman langsung bergegas melayat ke rumah duka Almarhum M. Piki Rehan (13) yang merupakan anak dari Bapak Sarimin (40) dan ibu Suriyani (38) warga Dusun Gedung Janeng, Desa Beurandang, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, yang meninggal karena tengelam di lokasi banjir, teatnya belakang Dayah Rahudatul Huda, Senin (03-01-2022) pagi.

    Kedatangan Babinsa di rumah duka ini merupakan wujud kepekaannya terhadap kondisi di wilayah binaan, dan juga sebagai bentuk empati dalam memberikan semangat dan dukungan moril bagi keluarga yang ditinggalkan.

    “Sebagai Aparat Teritorial sudah menjadi keharusan untuk selalu tanggap dengan segala situasi dan kondisi yang terjadi di wilayah binaan, terlebih lagi disaat ada warga yang mengalami kedukaan seperti ini, ” cetus Sutarman.

    Ia juga menambahkan dalam kegiatan melayat ini selain merupakan tugas dan kewajibannya sebagai pembina desa, dalam kehidupan bermasyarakat juga kita harus hadir ditengah-tengah warga untuk memberikan motivasi dan dukungan moril agar kuat dan tabah dalam menghadapi segala cobaan, "tambahnya.

    Sementara Danramil 14/Rtp Kapten Inf Wagimin menjelaskan bahwa menurut informasi dari masyarakat korban meninggal  saat M. Piki Rehan sedang mandi bersama kawan-kawannya di lokasi banjir belakang Dayah Rahudatul Huda. Dikarenakan arus air yang kencang korban terseret arus air.

    Setelah dilaporkan kepada masyarakat sekitar, masyarakat langsung membantu evakuasi korban, yang ditemukan 100 meter dari lokasi mandi tersebut dan langsung dibawa ke rumah duka.

    Kapten Wagimin menambahkan, "saya menghimbau dan berharap, kepada para orang tua untuk selalu mengawasi dan memberi pemahaman kepada anak-anaknya dalam bermain dan mandi di lokasi banjir karena arus air banjir pada musim seperti ini tidak bisa ditentukan". Mudah-mudahan ini sebagai bentuk pelajaran kita semua untuk dapat lebih waspada, "pungkasnya seraya penuh harap.

    Kusdiyono

    Kusdiyono

    Artikel Sebelumnya

    Danramil Birem Bayeun Turun Langsung Evakuasi...

    Artikel Berikutnya

    Muspika Nurussalam, Serahkan Sembako Pada...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu
    Hendri Kampai: Kenapa Lapor Lagi? Emangnya Kantor Pajak Kerja Apa?

    Ikuti Kami